diam berayun disela kejenuhan
cari pesona ketika semua bersuara
hingga syair menggema
dalam bayangan fatamorgana
tentang seorang perempuan
dia hebat, cerdas dan tegar
mengikis hidup tanpa desah
di tepian rengkuhan waktu yang menghitam,
mengabur dalam genggamnya
dan semakin putih kian berkilau
bukan seorang penyulap masa
pun penyihir warna
pedang tajam bersilau cahaya
terpatri kokoh dalam ketulusan hati
yang siap menerkam bebuyutan
walau mereka datang dari sisi belakang
seperti bencana penghancur itu
dalam gelap pejaman
terukir sebait mantra suci
terurai bak pancaran api pergantian tahun
dia anggap taburan doa
diatas bingkisan permintaan
cinta terlahir dalam tasbih hatinya yang belukar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar