Minggu, 15 Juli 2012

Lyrik Lagoe Minang


Selamat Pagi
Add caption

Salamaik pagi minang kabau
Pagi ko taraso galau
Murai batu lupo bakicau
Takalok garin di surau

Ooh..mati raso
Baragam sangah jo guruah cando
Saluak cabiak ndeh malang
Bundo anggan manjaik
Saroban putiah acok tingga di lamari

Minang kabau slamat pagi
Surau tuo lah samakin sunyi
Minang kabau slamat pagi
Rumah gadang tirih-tirih

Minang kabau slamat siang
Bajamaah korupsi di minang
Minang kabau slamat siang
Mulai lapuak nan dulu tak lakang
Bundo sadiah bundo manangih
Mmm... bundo manangih

Slamat sore minang kabau
Bapak rutiang samakin marisau
Slamat sore minang kabau
Kamanakan mabuak putau

Slamat malam minang kabau
Nuraun kito lagi mangkilau
Slamat malam minang kabau
Jo kuniang kito lah silau
Bundo takuik
Kok hilang minang tingga kabau

Cameh bundo
Kok hilang minang tingga kabau

Jumat, 13 Juli 2012

Bukan Mujur Bukan Pula Untung


Cobalah teman, untuk membayangkan peristiwa menyedihkan yang kualami. Peristiwa yang membuat batinku tidak tenang karena bergelimangkan sesal yang mendalam. Tak bisa kuceritakan sama siapapun karena siapapun tak akan mengerti apa yang kualami, paling tidak dengan menorehkan tulisan disini sudah mengurangi esmosiku dan unek-unek dalam batin ini terkuras meskipun takkan habis seratus persen. Ku hanya mencoba mencari obat, sebenarnya kehendak hati ingin berteriak selepas2nya dan sekencang2nya dihadapan lautan huuuuuuuaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrghhhhhhhhhhhhhhhhhhhh………………………………………………………………………………………………………. pergilah kau setaaaaannnnnnn,, sudah ku bilang aku tidak menyesalll, kenapa kau goda aku teruusssss!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Tepatnya barangkali ini memang ujian untuk menguji sejauh mana keikhlasanku dalam berilmu dan menghafal al-Quran. Aku gagal dalam ajang MTQ 35 tingkat kota padang. Kegagalan memang hal yang sangat biasa, aku bisa terima. Sesal yang membuat ku tak memafkan diriku adalah soal pertanyaan yang diajukan dewan juri sangaaaat gampang dan kurasa kalau tidak kaku lidahku waktu itu tentu pada pengumuman final nomorku tersebut. Tapi apa boleh buat, kesalahanku juga kenapa aku bodoh.
ما أصابك من حسنة فمن الله وما أصابك من سيئة فمن نفسك
Segala kebaikan yang kamu peroleh merupakan dari Allah, dan keburukan yang menimpamu itu karena kesalahanmu sendiri.
Sudah, urusan itu ku anggap kesalahanku masa lalu. Lambat-lambat bisa kuatasi. Tiba-tiba aku dapat kabar MTQ Agam tidak ada peserta yang berbobot, dan hafalan hanya 5juz saja. Alamaaaaaaaakkk,,,,,,, muncul lagi setan menghembuskan bisikannya, kembali rasa sesalku muncul. Aku adalah peserta yang gagal, tidak terdaftar karena tidak menyerahkan persyaratan.
Wuahh,, apalah namanya ini, dari jauh hari sudah ada tawaran, aku bilang aku sudah mewakili kecamatan blablabla. Dan ternyata tak diacuhkan, nasib,,nasib,, digantuang ndak batali, sudah baiyoan baindak an.
Bukan itu yang buat rasa sesal kumat. Kesempatan untuk jadi terbaik itu ada jika aku mengikutinya. Tinggal selangkah lagi aku dapatkan cita-citaku yang pernah ku tempel didinding kamar, ingin dapatkan juara terbaik tingkat apapun. Dan ternyata selangkah yang akan aku tuju terhambat dinding beton yang tak bisa ku tembus, ini diluar kuasaku, inikah namanya Taqdir itu? Ya, inilah taqdir itu. Inilah kesempatan emas itu, tapi bukan untukku kali ini.
Aku demam, batuk, pilek, kepala nyut-nyutan dan sariawan bersemi. Sabaaaaarrrrrrr… huhuhuhuhuhu,,,,,, hiks,,hikss,,hikss.  Antahlah apo nan ka tibo, antah badan samo ka tabuang,,, hikz,,hikzzzz,,,,,
ربنا أفرغ علينا صبرا وثبت أقدمنا وانصرنا على القوم الكافرين........ آمـــــــــــــــين.

Selasa, 22 Mei 2012

About Love Which You Have

Renungan Cinta


Mungkin kita pernah menemukan artikel dengan judul "Cinta tak terbalas". Ya, jika udah bicara tentang "CINTA" , tidak akan pernah ada kata akhirnya, karena CINTA adalah anugerah yang indah sekaligus bikin gelisah. Yaa itulah cinta dengan segala kebaikan dan kesesatannya.
Cinta yang tak atau belum terbalas mungkin menyakitkan .. yang jelas bikin penasaran? sekaligus berbunga angan-angan, selalu ada pertanyaan "Andaikan dia mau sama aku..", "Apa dia tahu perasaanku ya?" Mau tidak mau, kita dipaksa untuk mengakui dengan jujur?. , tiap hari pertanyaan serupa itu selalu muncul berganti-ganti. Bila si dia menunjukkan respon ke arah "sana", hati kita langsung "kling-kling" bersinar cemerlang, serasa hanya kita yang diperhatikan .. "ooo, ternyata benar... dia juga punya perasaan yang sama. Tuh kan, hanya aku yang dapat perhatian seperti itu? Dia merespon apa yang aku lakukan dan bla bla bla." Tapi jika suatu hari si dia yang bikin kita kebat-kebit cuek bebek dalam satu hari, mungkin lupa kirim kabar walau hanya sekedar kirim sms, hati tanpa dikomando bilang " tuh kan, aku mah Ge-er aja, ah ternyata dia nggak suka ma aku, dia menganggap aku ini teman biasa." Hehe kacian ya? Lingkaran ini akan selalu berputar tak berkesudahan bila kita tidak bertanya langsung kepada si dia (mungkin karena takut ditolak kaleee! He2).

Kamis, 19 April 2012

Memulai Sebuah Perubahan


Ingin menulis tapi ku letih sekali sangat bana. Bukan tangan yang letih bukan pula mata tapi kepala beserta isinya. Bukan tak tau apa yang mau ditulis hanya saja kebosanan ini tak sanggup kuperdayakan untuk waktu sekarang ini malahan aku yang terpedaya dalamnya. Yang akan kutulis tu buanyak sekali, bertumpuk2 menggunung dan melangit sampai juga nu ke angkasa raya terbang kemana-mana kaya ngebelah atmosfir berlapis-lapis, Menuju rasi bintang paling manisss….haaahhhh,,, terpaksa deh ngayal dulu sampai ingat iklan.
Tema kali ini tetap seperti biasa yang kucoret dalam diary, kuingin mencaci diri sendiri atas segala kebodohan dan kesia-siaan yang ku perbuat, penyesalan mungkin lebih tepat, bukan unjuk rasa tak terima taqdir tapi hanya sebuah bentuk protes kepada diri sendiri kenapa selalu saja tidak luput dari seabrek kesalahan. Boleh dibilang bagiku ini proses dalam mengevaluasi diri. Menyaring kesalahan2 yang tlah kulakukan dan membuangnya jauh2 dari kehidupan ini. Boleh dibilang ku hanya ingin mulai dari diri sendiri dulu, hanya ingin mempengaruhi lingkungan dan bukan terpengaruh, getoh..

Kita ( pake kataganti kita aja yah, aku dan kamu plural) terlalu banyak menggunakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk sesuatu di luar diri kita. Juga terlalu banyak energi dan potensi kita untuk memikirkan selain diri kita, baik itu merupakan kesalahan, keburukan,maupun kelalaian. Namun, ternyata sikap kita yang kita anggap kebaikan itu tidak efektif untuk memperbaiki yang kita anggap salah.
Banyak orang yang menginginkan orang lain berubah, tapi ternyata yang diinginkannya itu tak kunjung terwujud. Kita sering melihat orang yang menginginkan Indonesia berubah. Tapi, pada saat yang bersamaan,ternyata keluarganya 'babak belur', di kantor sendiri tak disukai, di lingkungan masyarakat tak bermanfaat. Itu namanya terlampau muluk.

Jangankan mengubah Indonesia, mengubah anaknya saja tidak mampu. Banyak yang menginginkan situasi negara berubah, tapi kenapa merubah sikap istri saja tidak sanggup. Jawabnya adalah: kita tidak pernah punya waktu yang memadai untuk bersungguh-sungguh mengubah diri sendiri. Tentu saja, jawaban ini tidak mutlak benar. Tapi jawaban ini perlu diingat baik-baik.
Siapa pun yang bercita-cita besar, rahasianya adalah perubahan diri sendiri. Ingin mengubah Indonesia, caranya ubah saja diri sendiri. Betapapun kuatnya keinginan kita untuk mengubah orang lain, tapi kalau tidak dimulai dari diri sendiri, semua itu menjadi hampa. Setiap keinginan mengubah hanya akan menjadi bahan tertawaan kalau tidak dimulai dari diri sendiri. Orang di sekitar kita akan menyaksikan kesesuaian ucapan dengan tindakan kita.

Boleh jadi orang yang banyak memikirkan diri sendiri itu dinilai egois. Pandangan itu ada benarnya sih jika kita memikirkan diri sendiri lalu hasilnya juga hanya untuk diri sendiri.Tapi yang dimaksud di sini adalah memikirkan diri sendiri, justru sebagai upaya sadar dan sungguh-sungguh untuk memperbaiki yang lebih luas. Paham kira-kira ya..
Perumpamaan yang lebih jelas untuk pandangan ini seperti kita membangun pondasi untuk membuat rumah. Apalah artinya kita memikirkan dinding, memikirkan genteng, memikirkan tiang sehebat apa pun, kalau pondasinya tidak pernah kita bangun. Jadi yang merupakan titik kelemahan manusia adalah lemahnya kesungguhan untuk mengubah dirinya, yang diawali dengan keberanian melihat kekurangan diri.

Pemimpin mana pun bakal jatuh terhina manakala tidak punya keberanian mengubah dirinya. Orang sukses manapun bakal rubuh kalau dia tidak punya keberanian untuk mengubah dirinya.Kata kuncinya adalah keberanian.Berani mengejek itu gampang, berani menghujat itu gampang, tapi, tidak sembarang orang yang berani melihat kekurangan diri sendiri. Ini hanya milik orang-orang yang sukses sejati.
Orang yang berani membuka kekurangan orang lain, itu biasa. Orang yang berani membincangkan orang lain, itu tidak istimewa. Sebab itu bisa dilakukan orang yang tidak punya apa-apa  sekali pun. Tapi, kalau ada  orang yang berani melihat kekurangan diri sendiri, bertanya tentang  kekurangan itu secara sistematis,  lalu dia buat sistem untuk melihat kekurangan dirinya, inilah calon orang  besar.

Mengubah diri dengan sadar, itu juga mengubah orang lain. Walaupun dia tidak  mengucap sepatah kata pun  untuk perubahan itu, perbuatannya sudah menjadi ucapan yang sangat berarti  bagi orang lain.
Percayalah, kegigihan kita memperbaiki diri, akan membuat orang lain melihat  dan merasakannya.
Memang pengaruh dari kegigihan mengubah diri sendiri tidak akan spontan  dirasakan. Tapi percayalah, itu  akan membekas dalam benak orang. Makin lama, bekas itu akan membuat orang  simpati dan terdorong untuk juga  melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Ini akan terus berimbas, dan akhirnya seperti bola salju. Perubahan bergulir semakin besar.

Jadi kalau ada orang yang bertanya tentang sulitnya mengubah anak,cucu, ponakan,  sulitnya  mengubah istri, jawabannya dalam diri orang itu sendiri. Jangan dulu menyalahkan orang lain, ketika mereka tidak mau berubah. Kalau kita sebagai ustadz, kyai, jangan banyak menyalahkan santrinya. Tanya dulu diri sendiri. Kalau kita sebagai pemimpin, jangan banyak menyalahkan karyawan, lihat dulu diri sendiri seperti apa.
Kalau kita sebagai pemimpin negara, jangan banyak menyalahkan rakyatnya. Lebih baik para penyelenggara negara gigih memperbaiki diri sehingga bisa menjadi teladan. Insya Allah, walaupun tanpa banyak berkata, dia akan membuat perubahan cepat terasa, jika berani memperbaiki diri.Itu lebih baik dibanding banyak berkata, tapi tanpa keberanian menjadi suri teladan. Jangan terlalu banyak bicara. Lebih baik bersungguh-sungguh memperbaiki diri sendiri. Jadikan perkataan makin halus, sikap makin mulia, etos kerja makin sungguh-sungguh, ibadah kian tangguh. Ini akan disaksikan orang.
Membicarakan dalil itu suatu kebaikan. Tapi pembicaraan itu akan menjadi bumerang ketika perilaku kita tidak sesuai dengan dalil yang dibicarakan. Jauh lebih utama orang yang tidak berbicara dalil, tapi berbuat sesuai dalil. Walaupun tidak dikatakan, dirinya sudah menjadi bukti dalil tersebut.
Mudah-mudahan, kita bisa menjadi orang yang sadar bahwa kesuksesan diawali dari keberanian melihat kekurangan diri sendiri. Amien.

Catatan: Sebagian teks hasil plagiat. Jadi jangan cepat memberikan pujian, maklum ku lagi dalam proses pembelajaran. (^,^) jadi malu,, xixixi,,,,

Kamis, 01 Maret 2012

Apa yg Diniat itu yg Didapat



Masalah Niat, Perkara Berat
             Niat bukanlah perkara sepele, nilai seluruh kegiatan kita ditentukan oleh niat! Bahkan satu aktivitas yang sama, bisa beda jauh nilainya hanya gara-gara niat.
            Contoh, ada orang yang bekerja sekedar untuk dapat gaji (kebanyakan orang begini), ada yang bekerja untuk aktualisasi diri, ada yang bekerja supaya tidak dicap pengangguran, ada yang bekerja untuk mencari jodoh, ada yang bekerja untuk mendapatkan teman, ada yang bekerja untuk ibadah (ahli bekam yang tidak menentukan tarif misalnya), dan berjuta niat lainnya.
Sama juga dengan belajar, tidur, mandi, menonton TV, mendengar radio, menulis cerpen, baca buku, berpakaian, berdandan, berbelanja, belajar bahasa asing, bahkan shalat, puasa, sedekah, keseluruhan amalan kita juga ditentukan oleh niat dalam hati. Coba perhatikan, apa sih niat kita ketika memakai parfum hari ini?
            Jika kita melakukan sesuatu hanya untuk hal yang bersifat keduniaan, nilai niat kita itu rendah, karena dunia sifatnya sementara dan semu, tapi jika kita mengerjakan sesuatu dengan niat ibadah, maka kita berhasil meninggikan nilai perbuatan kita itu, karena tidak semata-mata mengharapkan dunia, tapi juga berpikir mengenai kehidupan kelak di negeri akhirat.
Lagipula, bukankah Allah telah menyatakan bahwa manusia hidup di muka bumi hanya untuk beribadah pada-Nya? Maksud ibadah di sini bukan sekedar ibadah khusus yang bersifat ritual, kan tidak mungkin dong kita shalat terus-menerus 24 jam sehari, atau puasa 30 hari sebulan, atau membaca Quran non-stop hingga seminggu. No way! Lagipula memang bukan itu yang diminta.
            Maka, ibadah yang dimaksud bisa jadi telah dapat dipenuhi hanya dengan memasang niat yang benar. Bukankah ketika kita telah berniat melakukan suatu kebaikan, kita telah memperoleh satu pahala kebaikan tersebut, dan jika niat itu benar-benar dikerjakan maka kita mendapat satu pahala lagi, jadi doublepahalanya!
So, niat itu sangat penting diperhatikan!

Sarjana oh sarjana






Wahyuni, S.ThI (InsyaAllah, amiinn..)
Berat nampaknya nama kalau sudah diiringi oleh beberapa huruf tersebut. Benar kata orang, tamat kuliah itu bukan perkara yang gampang dan sederhana. Tamat lalu diwisuda, bahagia? Iya tentu, hanya sesaat menurutku. Beberapa detik setelah perhelatan akbar itu akan datang beban baru yang menurutku tak tanggung-tanggung beratnya yang akan dipikul. Masyarakat luas sudah berada dalam genggaman tangan, tanggung jawab untuk mengabdi kepada nusa bangsa, dan dedukasi seorang sarjanawan/wati dipertanyakan saat itu.

cerpen iseng : jungle in memory (kisah nyata)


Jungle in Memory
Aha,,, Pagi yang cerah ku buka mata dengan hati riang. Pukul sembilan teng ada janji yang harus ditepati, so, jalani aktifitas pagi dengan semangat yang luarbiasa biar janji terlaksana tepat pada waktunya dan hari-hari terakhirku pun akan usai dengan penutup yang menggembirakan, yap, aku berharap begitu.
"Kak, sarapan sudah beres, anak-anak sudah sarapan, yu go picnic lagi ya kak?", dari seberang telefon terdengar jawaban, "Pergilah, hati-hati".
Yihaaa,,,,
Sebenarnya berat juga meninggalkan ponakanku tiga bersaudara tinggal dirumah, si sulung memang sudah berumur sepuluh tahun, tapi nakalnya masih seperti anak-anak 6 tahun seusia adiknya, yang bungsu juga ikut-ikutan bandel. Jika bukan karena ada janji ku nggak bakalan tega ninggalin bocah2 dirumah, ortunya pade sibuk kerja mulu sehingga susah nyari waktu ku untuk pergi main.
Misi selundupanku berhasil, keluar rumah dengan diam-diam tanpa mereka tau kalau aku pergi. Kalau saja mereka tau, maka gagallah janjiku.
Udah lewat dari jam yang sudah direncanakan, telat nggak ya. Musti buru-buru nih ngejar waktu.

Selasa, 28 Februari 2012

Bagaimana Menulis Cerita


Bagaimana Menulis Cerita ala Asma Nadia
Cari cara untuk selalu mencatat setiap ide menarik

Temukan bentuk tulisan. Apakah akan dibuat dari A-Z alurnya linear biasa. Atau dimulai dari klimaks, bahkan akhir cerita

Buat outline sederhana bagaimana tulisan akan bergerak. Bukan keharusan tapi akan sangat membantu bagi pemula

Buat opening yang memikat. Hindari lead cerita yang biasa-biasa aja. Be creative!
Beri nyawa pada tokoh-tokohmu.

Garap setting (waktu/tempat) untuk memperkuat cerita. Beri warna lokal sesuai kebutuhan

Kenapa sebuah cerita hambar atau terasa monoton, karena tidak ada konflik/konflik tidak tergarap! Perhatikan konflikmu

Olah setiap unsur cerita dengan sabar. Beri perhatian pada detail yang harus dimunculkan agar logika cerita mantap

Hindari kebetulan dalam cerita, kecuali bisa dipertanggungjawabkan. Khususnya untuk penyelesaian cerita.
Saring dialog, buang yang tidak berfungsi.

Temukan formula ending yang pas, tanpa harus berpanjang-panjang kalimat.

Tentang ending lagi, akhir cerita yang baik meninggalkan gema lebih lama di hati pembaca. Jangan sia-siakan ending

Batasi ego-mu sebagai penulis. Tokoh-tokoh muncul sesuai karakter dalam ceritamu, tokoh-tokoh itu bukan dirimu.

Mematikan tokoh untuk memberi kejutan dalam cerita... cari cara lain yang tidak klise

Biasakan memulai dengan basmalah sebelum menulis, lalu mulailah menulis dengan hatimu

Belajar setia & bertanggung jawab dalam menyelesaikan ceritamu

Menulis untuk diselesaikan. Never ever give up on your stories. Give them chance!

Kegigihanmu dlm menyelesaikan cerita yang sudah kamu mulai mencerminkan kegigihanmu dalam menghadapi persoalan kehidupan

Beri judul yang menarik untuk ceritamu

Menulis itu cara lain berbagi. Hilangkan ketakutan/tidak pede dan excuse lain dalam mengirim cerita ke media

*sumber: http://forumlingkarpena.net