Perempuan itu adalah ‘IBU’
Karya : Wahyuni
Saat fajar menampakkan wajah indah
jagad raya dan semesta penuh nur cahaya benderang
bidadari-bidadari resah menenangkanku ketika azan bersiteru
perempuan itu lembut dari bidadari membelai dan beri kehangatan rasuki aliran darah
bagai anak beruang dalam dekapan induknya
tercurah segala kasih sayang,
tertuai dan rasuki jiwa
mungilku
belaian cinta kasih beri cahaya hangat
bak kehangatan sang fajar di sudut subuh
hingga aku bergelayut dalam mimpi-mimpi
menikmati airsusu bunda
mentari memperagakan diri di tengah semesta
tangis manjaku terdiam dalam peluk eratnya
senandung nyanyian terbias dari mulutnya
walau tangan terus bersilat banting tulang
kaki terus jejaki jalanan
perempuan itu bagai sosok ayah
mencari kehidupan dalam keterasingan dunia
mengais kebahagiaan dengan tetesan keringat
sendiri mengarungi waktu
demi ku, masa depanku
dibangun di atas kecupan sayang,
dekapan hangat
dan nyanyian indah mengalir sejuk
hingga mengantarku ke masa dewasa
perempuan itu hanya memberi tak harap kembali
peluh jelajahi tubuh yang tak kenal lelah hadang mentari
tak pikir dingin kuyup menantang hujan
tak peduli segala bahaya
kala tubuhnya kehilangan masa jaya dan kekuatan
kala belulangnya gontai berjalan
dunia kabur dalam matanya
kala belahan hati harapan bunda
berdiri tegap mata bersinar dengan cahaya senyuman
menyandang pakaian kemuliaan dan gelar kebesaran
dalam simpulan senyum bahagia
Tentang penulis;
Nama : Wahyuni
Fak/Jurusan : Ushuluddin/ Program Khusus
No. BP : 508 k 078
Untukmu Sahabat
Karya: Wahyuni
Satu tawa senantiasa menari
Bergaunkan canda
Bergoyang di atas pentas ceria
Mengiringi nada-nada keakraban
Dan senandung rianya pun
Bergelut dengan cita dan cinta
Satu tangis terkadang ikut menghiasi
Bergaunkan ratapan diatas pentas kedukaan
Yang bergelimang lumpur kekecewaan
Dan perbedaan jadi pemisah antara kita
Airmata pun jadi pelampiasan hasrat
Itulah segala rasa
Selalu kita tepis bersama
Berdayung perahu persahabatan
Menuju ujung dunia
Kadang kita sebrangi samudra tawa bahagia
Terkadang kita lalui lautan api kesedihan
Menyatu langkah hadapi tantangan di depan
Sahabat tawa dikala gundah
Bagai pelukan dikala sedih
Hanya untukmu sahabat