Rabu, 09 Juli 2003

puisi2Q

Perempuan itu adalah ‘IBU’

Karya : Wahyuni


Saat fajar menampakkan wajah indah

jagad raya dan semesta penuh nur cahaya benderang

bidadari-bidadari resah menenangkanku ketika azan bersiteru

perempuan itu lembut dari bidadari membelai dan beri kehangatan rasuki aliran darah

bagai anak beruang dalam dekapan induknya

tercurah segala kasih sayang,

tertuai dan rasuki jiwa

mungilku

belaian cinta kasih beri cahaya hangat

bak kehangatan sang fajar di sudut subuh

hingga aku bergelayut dalam mimpi-mimpi

menikmati airsusu bunda

mentari memperagakan diri di tengah semesta

tangis manjaku terdiam dalam peluk eratnya

senandung nyanyian terbias dari mulutnya

walau tangan terus bersilat banting tulang

kaki terus jejaki jalanan

perempuan itu bagai sosok ayah

mencari kehidupan dalam keterasingan dunia

mengais kebahagiaan dengan tetesan keringat

sendiri mengarungi waktu

demi ku, masa depanku

monumen keindahan kasih perempuan itu

dibangun di atas kecupan sayang,

dekapan hangat

dan nyanyian indah mengalir sejuk

hingga mengantarku ke masa dewasa

perempuan itu hanya memberi tak harap kembali

peluh jelajahi tubuh yang tak kenal lelah hadang mentari

tak pikir dingin kuyup menantang hujan

tak peduli segala bahaya

perempuan itu menangis

kala tubuhnya kehilangan masa jaya dan kekuatan

kala belulangnya gontai berjalan

dunia kabur dalam matanya

perempuan itu tersenyum

kala belahan hati harapan bunda

berdiri tegap mata bersinar dengan cahaya senyuman

menyandang pakaian kemuliaan dan gelar kebesaran

keringatnya telah tergantikan

dalam simpulan senyum bahagia


Tentang penulis;

Nama : Wahyuni

Fak/Jurusan : Ushuluddin/ Program Khusus

No. BP : 508 k 078

Untukmu Sahabat

Karya: Wahyuni

Satu tawa senantiasa menari

Bergaunkan canda

Bergoyang di atas pentas ceria

Mengiringi nada-nada keakraban

Dan senandung rianya pun

Bergelut dengan cita dan cinta

Satu tangis terkadang ikut menghiasi

Bergaunkan ratapan diatas pentas kedukaan

Yang bergelimang lumpur kekecewaan

Dan perbedaan jadi pemisah antara kita

Airmata pun jadi pelampiasan hasrat

Itulah segala rasa

Selalu kita tepis bersama

Berdayung perahu persahabatan

Menuju ujung dunia

Kadang kita sebrangi samudra tawa bahagia

Terkadang kita lalui lautan api kesedihan

Menyatu langkah hadapi tantangan di depan

Sahabat tawa dikala gundah

Bagai pelukan dikala sedih

Hanya untukmu sahabat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar